Tujuan Sistim MRP adalah untuk mengendalikan tingkat
inventori, menentukan prioritas item, dan merencanakan kapasitas yang akan
dibebankan pada sistim produksi. Secara umum tujuan pengelolaan inventori
dengan menggunakan sistim MRP tidak berbeda dengan sistim lain yakni:
- memperbaiki layanan kepada pelanggan,
- meminimisasi investasi pada inventori, dan
- memaksimisasi efisiensi operasi
Filosofi MRP adalah “menyediakan” komponen, material
yang diperlukan pada jumlah, waktu dan tempat yang tepat.
3.
Perkembangan ERP melalui tahapan yang sangat lama
dengan mengembangkan dari sistem yang telah lahir sebelumnya,
Tahap I :
Material Requirement Planning (MRP), merupakan cikal bakal dari ERP, dengan
konsep perencanaan kebutuhan material 1.
Tahap II: Close-Loop MRP, merupakan sederetan fungsi
dan tidak hanya terbatas pada MRP, terdiri atas alat bantu penyelesaian masalah
prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah atau diganti jika diperlukan 2.
Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II),
merupakan pengembangan dari close-loop MRP yang ditambahkan 3 elemen yaitu:
perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka keuangan dan simulasi analisis
dari kebutuhan yang diperlukan 3.
Tahap IV: Enterprise Resource Planning (ERP),
merupakan perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada beberapa proses bisnis
diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan meliputi lintas batas fungsi
organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah 4.
Tahap V: Extended ERP (ERP II) Merupakan perkembangan
dari ERP Tahun 1970-an merupakan konsep awal dari ERP dengan adanya MRP
(Material Requirements Planning), sistem ini meliputi perencanaan dan
penjadwalan kebutuhan material perusahaan. Tahun 1980-an MRP berkembang menjadi
MRP II (Manufacturing Resource Planning), yang memperkenalkan konsep mengenai
penyatuan kebutuhan material (MRP) dan kebutuhan sumber daya untuk proses
produksi. Tahun 1990-an perkembangan ERP mulai pesat, awal dari perkembangan
ERP dumulai Tahun 1972 dengan dipelopori oleh 5 karyawan IBM di Mannheim Jerman
yang menciptakan SAP yang berfungsi untuk menyatukan solusi bisnis. Pada
dasarnya ERP adalah penambahan module keuangan pada MRP II, sehingga lebih
memudahkan bagi para pengambil keputusan menentukan keputusan-keputusannya.
4. Impact dari
ERP terhadapa organisasi adalah sebagai berikut :
a.
Implementasi ERP sangat sulit karena penerapannya yang
terintegrasi dan organisasi harus merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan
penerapan ERP ditambah dengan adanya resistance to change dari personil yang
terkena imbasnya akibat perubahan proses dari bisnis.
b.
Biaya implementasi ERP yang sangat mahal
c.
Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar dari
penerapan ERP tetapi tidak mempersiapkan personilnya untuk berubah 4.
Permasalahan lainnya adalah pada personil yang tiba-tiba dibebani dengan
tanggung jawab yang lebih besar dengan kesiapan yang kurang baik mental maupun
keahliannya.
5. Penerapan
ERP pada perusahaan akan memperoleh keuntungan berupa perencanaan produksi,
pemrosesan pesanan, manajemen persediaan, pengiriman, maupun keuangan sehingga
mendukung pencapaian keberhasilan perusahaan. Kegiatan bisnis akan terintegrasi
dengan software ERP dan database umum yang dipelihara oleh DBMS. Menciptakan
perusahaan yang efisien, responsif serta lincah dalam persaingan bisnis yang
semakin ketat. Implikasi ERP pada perusahaan sangat di sesuaikan dengan keadaan
perusahaan. Perencanaa maupun penerapan ERP melalui proses yang dapat
dipertanggungjawabkan. Penerapan tersebut tidak hanya didukung dengan ERP
sebagai alat tetapi juga didukung oleh keempat komponen teknologi yaitu
humanware, technoware, organware dan infoware. Dari konsep keempat komponen
tersebut maka kesuksesan dalam ERP tergantung pada faktor-faktor sebagai
berikut :
a.
Management/organisasi; meliputi komitmen, edukasi,
keterlibatan, pemilihan tim, pelatihan, serta peran dan tanggung jawab.
b.
Proses; meliputi alignment, dokumentasi, integrasi,
dan re-desain proses.
c.
Teknologi; meliputi hardware, software, manajemen
sistem, dan interface.
d.
Data; meliputi file utama, file transaksi, struktur
data, dan maintenance dan integrasi data.
e.
Personel; meliputi edukasi, pelatihan, pengembangan
skill, dan pengembangan pengetahuan. Dalam implementasi ERP terdapat beberapa
pendekatan yang dapat digunakan diantaranya :
o The Big Bang
Yaitu strategi penerapan seluruh modul dalam paket ERP secara simultan di
seluruh fungsi perusahaan. Kelebihannya adalah hanya memerlukan sedikit
interface antara sistem lama dan sistem baru, sangat efisien dari segi waktu
dan hasilnya optimal. Kekurangannya adalah implementasi yang kompleks sehingga
resiko kegagalan tinggi.
o Step-by-step
(Phased Approach) Melakukan implementasi sedikit demi sedikit. Tahap
selanjutnya berkonsentrasi mengimplementasikan modul yang terkait. Keseluruhan
proses bisnis harus terlebih dahulu disiapkan. Kelebihannya adalah kompleksitas
dapat dikurangi, memungkinkan terjadinya perbaikan proyek yang akan dating
akibat konsultasi internal, ongkos tidak terlalu membebani. Kekurangan
adalah waktu implementasi keseluruhan lebih panjang. Manfaat dari ERP hanya
dapat dirasakan sedikit demi sedikit akibatnya hasil tidak optimal.
o Small Bang
(Pilot Approach) Pembuatan model implementasi pada salah satu site atau fungsi
perusahaan sebagai pilot project dan diteruskan ke fungsi atau site yang
terkait. Kelebihannya adalah biaya relatif rendah, kompleksitas berkurang.
Kekurangannya adalah membutuhkan banyak customisasi akibat adanya operasi
spesifik antar site.